LUWU TIMUR - Perpustakaan Desa Kanawatu Kecamatan Wotu disambangi Tim Penilai Perpustakaan dari Provinsi Sulawesi Selatan.
Tim Penilai datang untuk langsung model pengelolaan Perpustakaan Gudang Ilmu Desa Kanawatu yang diusulkan Pemerintah Kabupaten Luwu Timur mewakili lomba Perpustakaan Terbaik Desa/Kelurahan Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2021.
Tim penilai Perpustakaan Provinsi Sulsel disambut langsung oleh Bupati Luwu Timur, H. Budiman didampingi Anggota DPRD, Heriyanti Harun dan Rully Heriawan serta Kadis Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Luwu Timur, Satri.
Turut hadir pula Macoa Bawalipu, Aras Abdi To Baji Pua Sinri, beberapa OPD, Camat dan Kepala Desa Kanawatu dan jajarannya, Sabtu (26/06/2021).
Tim penilai yang berjumlah tiga orang masing-masing, Hj. Nurlaila Arief, Pustakawan Senior dari Perpustakaan UNHAS, Ir. Lubis, Sekretaris Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian Provinsi Sulsel dan Mukhlis, Kepala Bidang Pembangunan, Sumber Daya Alam dan Usaha Ekonomi Desa Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Sulsel.
Plt. Kepala Desa Kanawatu, Anita Trihayati mengatakan, Perpustakaan Gudang Ilmu terbentuk tahun 2018 dengan nama Perpustakaan Gudang Ilmu. Perpustakaan ini telah meraih prestasi dimana pada tahun 2019 telah meraih juara tiga tingkat Kabupaten dan pada tahun 2020 berhasil meraih juara pertama tingkat Kabupaten Luwu Timur.
“Keberhasilan ini membawa perpustakaan Gudang Ilmu menjadi wakil Kabupaten Luwu Timur untuk mengikuti lomba perpustakaan desa terbaik tingkat Provinsi Sulawesi Selatan, ” jelasnya.
Mengawali sambutannya, Bupati Luwu Timur, H. Budiman mengingatkan pentingnya menerapkan protokol kesehatan. Mengingat saat ini ada varian terbaru Covid-19 yang lebih berbahaya. “Jadi tidak boleh ‘macapa’ harus tetap kita waspada. Menaati protokol kesehatan itu artinya kita saling menyayangi dan saling melindungi, ” katanya.
Lanjut Budiman, beberapa waktu lalu ia melaunching sistem absensi digital SMPN 3 Angkona. Hebatnya, kata Budiman, program itu diciptakan oleh seorang pegawai yang masih berstatus upah jasa. Hanya dengan anggaran sebesar Rp. 2 Juta program itu berhasil dilaunching. Keberhasilannya menciptakan program itu dari hasil membaca banyak literasi sehingga ia berhasil menciptakan program tersebut.
“Nah itulah yang ingin saya sampaikan. Dengan banyak membaca, banyak hal yang bisa kita hasilkan. Olehnya itu, saya berharap warga desa setempat bisa memanfaatkan keberadaan perpustakaan desa ini, ” kata Budiman.
Terkait penilaian perpustakaan desa ini, kata Budiman, menjadi juara itu penting namun yang paling utama bagaimana perpustakaan itu bisa memberi manfaat bagi masyarakat sebagaimana tujuan penilaian hari ini. “Pertemuan ini yang penting silaturahminya. Yakinlah, kalau pelayanan perpustakaan kita baik, Insya Allah kita akan jadi yang terbaik, ” tandasnya disambut tepuk tangan hadirin.
“Sebagai wujud rasa syukur ibu bapak hadir di tempat ini karena kami yakin bahwa kehadiran ibu bapak bukan hanya sebagai tim penilai, namun akan memberi berkah sehingga pengelolaan perpustakaan di desa ini menjadi lebih baik lagi, ” tambahnya.
Tim Penilaian Provinsi Sulsel, Hj. Nurlaila mengatakan, Kabupaten Luwu Timur merupakan daerah yang kelima dinilai tim Provinsi Sulsel. Inti dari penilaian ini sejatinya untuk mengoptimalkan keberadaan perpustakaan desa agar dapat memberi manfaat bagi masyarakat.
“Perpustakaan itu hanya wadah, buku itu hanya media. Kalau tidak dimanfaatkan tentu tidak ada artinya. Jadi yang paling utama bagaimana perpustakaan itu bisa memberi manfaat bagi masyarakat, ” tutupnya. (SH)