Ingkar Janji, Warga Desa Pongkeru Luwu Timur Hentikan Aktivitas Kontraktor PT Vale

LUWU TIMUR - Warga geram, meminta menghentikan aktivitas kontraktor PT Vale Indonesia Tbk, di Desa Pongkeru, Kecamatan Malili, Kabupaten Luwu Timur.

Alasannya, Kontraktor PT Vale Indonesia Tbk tersebut diduga tidak menepati janji terhadap warga Desa setempat.

Baca juga: Hari Lahir ke-16, MRI ACT Luwu Timur Gelar Aksi Tanam Bakau dan Bersih-bersih Objek Wisata

Kepala Desa Pongkeru, Aksan SH sekali mewakili warganya membenarkan hal tersebut.

"Kami menghentikan sementara aktivitas kontraktor PT Vale, karena adanya keluhan masyarakat. Mewakili masyarakat, saya meminta terhadap PT Vale Indonesia agar tanggap terhadap keluhan masyarakat terkait masalah terkait abrasi lahan warga yang terkikis aliran sungai, akibat pipa minyak PT Inco sejak berapa tahun silam, bahkan Perusahaan tersebut tidak memikirkan akibat dampak pipa minyaknya yang tidak terurus dengan baik, " kata Aksan kepada jurnalis indonesiasatu.co.id, Sabtu (5/6/2021)

Baca juga: Bupati Luwu Timur dan PT Vale Tak Hadir pada Diskusi Daring, Ryan Latif: Ada Apa?

Saat ini pemerintah desa menghentikan aktivitas salah satu kontraktor Nasional PT Vale Indonesia yang saat ini beraktivitas di Desa Pongkeru dan Desa Laskap dan melibatkan tenaga mengerjakan perbaikan atau pemindahkan pipa akses minyak PT Vale.

Tak hanya itu Aksan menuturkan terkait konpensasi lahan sawah warganya. Menurutnya sejak berapa tahun PT. Vale belum ada kepastian diberikan terhadap hak warga pemilik sawah  yang terdampak.

Baca juga: Tak Penuhi Tuntutan Warga, Aktivitas PT CLM Dihentikan Hingga Ada Kesepakatan

"Warga sudah terlalu lama menunggu sudah hampir 1 tahun belum ada tindaklanjut dari pihak PT Vale, " ujar Aksan.

Selain itu Benyamin Den merupakan Kepala Dusun Kawasule, Desa Pongkeru menjelaskan terhadap kerugiannya akibat luapan Sungai Larona.

Baca juga: Tolak ABK Kapal dari Luar, Warga Pesisir Danau Towuti Luwu Timur Tagih Janji Pemprov Sulsel

Dirinya berharap terhadap PT Vale agar menyelesaikan janjinya yang cukup lama, dimana sebelumnya sawah milik warga Dusun Kawasule terkenak dampak dari PT Vale sehingga mengakibatkan kerugian petani sawah di daerah itu.

"Waktu tahun lalu padi kami yang berusia berapa bulan mengalami rusak akibat luapan membanjiri tanaman padi kami sehingga mengakibatkan gagalnya panen, pada waktu itu kami mengadukan ke PT Vale, pihaknya turun mengecek ke lahan sawah kami, mereka telah mengambil dokumentasi foto, lalu kami diberikan formulir untuk diisi sesuai kerugian kami, waktu itu pihak PT Vale menyuruh kami menyebutkan nominal kerugian, namun saya meminta agar nominal itu dijadikan pupuk, " kata Benyamin.

Baca juga: Soal 11 Poin Tuntutan ke PT Vale, Ryan Latif: Bupati Luwu Timur Harus Bertindak Elegan

Lanjutnya, kami memilih untuk mengambil pupuk karena ada berapa tempat lagi sawah kami yang tidak kenak banjir, sehingga kami merencanakan untuk memperbanyak pupuk agar hasilnya maksimal dapat menutupi hasil padi kami yang sudah rusak, kami berdiskusi bersama sekitar 52 orang petani yang mengalami kerugian akibat luapan air Sungai Larona, dari hasil diskusi itu yang jadi kami mengajukan kompensasi itu dijadikan pupuk.

"Namun setelah berapa bulan kabar kompensasi yang dijanjikan itu seakan hilang kabar, setelah itu saya bersama kepala Desa dan BPD mengahadap ke External PT Vale, kami datang menanyakan terhadap yang dijanjikan, namun lagi-lagi yang diberikan hanyalah janji, " ungkapnya.

Tak sampai disitu, bahkan ia mengatakan sempat menelpon ke Sawal selaku Humas PT Vale.

Dia meminta untuk mengirimkan nomor rekening dan membuat surat pernyataan yang ditandatangani oleh warga petani yang masuk dalam daftar penerima konpensasi, namun hingga saat ini janji itu belum ditepati.

"Itulah sebabnya kami menahan aktivitas PT Vale yang ada di Desa Pongkeru, sebelum PT Vale menepati janji itu aktivitas itu tidak akan kami biarkan berjalan, karena ini adalah hak kami, " jelas Benyamin.

Baca juga: Pulang Melayat, 9 Orang Dikabarkan Hilang Akibat Perahu Terbalik di Danau Towuti Luwu Timur Belum Ditemukan

Selain kompensasi petani, sebelumnya telah diberitakan oleh media online, Ketua Aliansi Masyarakat Lingkar Tambang Malili Timur (AMALTIM), Moh Arif Tella telah melayangkan desakan terhadap PT.Vale Indonesia, agar segera melakukan perbaikan daerah aliran sungai (DAS) tersebut.

Menurutnya lahan milik warga longsor diperkirakan mencapai 10 meter, diduga dipicuh bentangan pipa minyak PT Vale yang melintang di sungai Desa Ponkeru sehingga mengubah arus air membentur lahan warga hingga mengakibatkan tergerusnya tanah warga di berapa titik Daerah Aliran Sungai (DAS) Desa pongkeru.

"Dari hasil inspeksi yang kami lakukan di DAS Pongkeru beberapa hari lalu, ada beberapa titik lokasi lahan masyarakat yang tergerus dan longsor, kejadian tersebut diakibatkan oleh arus aliran sungai yang berubah diduga sejak pemasangan pipa minyak PT. Inco 40 tahun lalu, " kata yang juga ketua Forum Pemuda Pongkeru (FPP) saat ditemui di sekretariat AMALTIM, Kamis (19/11/2020) yang lalu.

Dimana diketahui jalur pipa minyak PT Vale dari Mangkasa Poin Desa Harapan hingga ke Sorowako wilayah pabrik nikkel milik PT Vale diprediksi sejak tahun 1972 hingga saat ini.

Hingga saat ini belum ada konfirmasi dari pihak PT Vale Indonesia terkait hal itu.(SH)

Baca juga: Luwu Timur Kaya SDA, Warga Towuti Mengais Rezeki di TPA, Pemda Kemana?